Little Story : Bunga Sepi 2

"Bunga Sepi"



Dan aku tersentak kaget hingga menimbulkan suara yang cukup gaduh untuk membuat Bu Heti bisa kembali muncul dengan suaranya.
"Kamu yang dibelakang, kenapa berisik sendiri..?"
Kacamatanya menggantung didepan sepasang mata yang menunggu jawaban dariku.
"Ggaa..ngga papa Bu, saya mau ijin ke toilet sebentar"
Jawabku gusar, rasanya tadi dia benar-benar memegang tanganku sekilas hingga rasanya masih ada hawa dingin di sekitar pergelangan tanganku. Mungkin ini memang saatnya.
"Baik, kembali sebelum 10 menit"
"Iya Bu, terima kasih"
Tak kusia-siakan kesempatan ini, aku langsung pergi lewat pintu di belakangku. Berbelok kearah kiri, berjalan semakin dalam ke lorong melewati toilet wanita. Itu benar, aku hanya berniat menemui dia sebelum ada sesuatu yang lebih buruk terjadi. Karena aku tahu, semua ini ada hubungannya dengan kecelakaan minggu lalu, kecelakaan yang begitu saja membuat Refan koma di Rumah Sakit.
"Sepi.."
Suara itu membawaku kedepan ruang UKS tertua di sekolah ini. Dengan berjalannya waktu, pihak sekolah mulai menyadari ada yang aneh di UKS ini. Meski UKS pertama ini masih digunakan, terlebih jika ada acara-acara tertentu, dan daripada harus berdesakkan di UKS kedua, semua orang mengabaikan rasa ngeri yang ada di tempat ini.
"Aku... Bunga..., Sepi...." 
Entah seberapa butir keringat yang turun dari tangan dan punggungku, tapi aku harus tahu. Kudorong pintu kayu dengan cat putih ini, pelan, dan sesaat aku berhenti bergerak untuk sekedar mengumpulkan lagi sisa-sisa keberanianku.
Kosong. Aku hanya melihat sekuntum mawar di salah satu tempat tidur disisni, tepatnya sekuntum mawar putih yang cantik bersih. Aku menarik napas pelan sebelum kembali melangkah menuju tempat tidur itu. Ruangan ini cukup besar untuk menampung empat tempat tidur dan satu buah lemari berisi buku dan obat. Bau obat menyengat masuk kedalam lubang hidungku. Kuraih sekuntum mawar putih ini hati-hati, tak bisa kubendung diriku untuk tidak menghirup wanginya. Harum, sama seperti mawar merah yang selalu diberikan Refan dua bulan terakhir.
Aku menutup mata sejenak, sebelum... hitam.
Aku merasa berlalri di sepanjang lorong sekolah, dan ada sesuatu yang mengejarku. Dan aku berteriak nyaring menyebut namanya, melihat Refan di depanku, tepat disebelah ruang UKS tua di sekolah, melihatnya jatuh dengan kepala bersimbah darah. Refan dihantam sesuatu, oleh seseorang yang aku kenal.





kembali dilanjutkan di part selanjutnyaaa......
see you

Komentar

Postingan Populer