Sejarah Perhimpunan Indonesia : Manifesto Politik
Sejarah bukan untuk dilupakan loh y, terutama sejarah negeri kita tercinta Indonesia "Dirgahayu 70th" berikut ulasan saya dan teman saya mengenai Perhimpunan Indonesia.....
PERHIMPUNAN
INDONESIA : MANIFESTO POLITIK
Pada awal abad
ke-20, para pelajar Hindia yang berada di Belanda mendirikan organisasi yang
bernama Indische Vereniging (1908), yaitu perkumpulan Hindia, yang
beranggotakan orang-orang Hindia, Cina dan Belanda. Organisasi itu didirikan
oleh R.M Notosuroto, R. Panji Sostrokartono, dan R. Husein Jajadiningrat .
Semula organisasi itu bergerak di bidang sosial dan kebudayaan sebagai ajang
bertukar pikiran tentang situasi tanah air. Organisasi itu juga menerbitkan
majalah yang diberi nama Hindia Putera.
Dalam perkembangan
selanjutnya perkumpulan itu mengutamakan masalah-masalah politik. Jiwa
kebangsaan yang semakin kuat diantara mahasiswa Hindia di Belanda mendorong
mereka untuk mengganti nama Indische Vereninging menjadi Indonesische
Vereeniging (1922). Selanjutnya perkumpulan itu berganti nama Indonesische
Vereeniging (1925), dengan pimpinan Iwa Kusuma Sumatri, JB. Sitanala,
Moh.Hatta, Sastramulyono, dan D. Mangunkusumo. Nama perhimpunannya diganti lagi
menjadi “Perhimpunan Indonesia” (PI). Nama majalah terbitan mereka juga
berganti nama Indonesia Merdeka. PI bersemboyan “ self reliance, not
mendiancy”, yang berarti tidak meminta-minta dan menuntut-nuntut.
1. TAMAN SISWA
Awalnya, Taman
Siswa bernama Nationaal Onderwijs Instituut Taman Siswa (Institut Pendidikan Nasional
Taman Siswa). Saat itu Taman Siswa hanya memiliki 20 murid kelas Taman Indria.
Namun, kemudian Taman Siswa berkembang pesat dengan memiliki 52 cabang dengan
murid kurang lebih 65.000 siswa. Azas Taman Siswa adalah “Ing Ngarsa Sung
Tulada, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Hkamuyani “ , Taman Siswa mengalami
banyak kendala dari pihak-pihak yang tidak mendukung. Pemerintah Kolonial
Hindia Belanda mengeluarkan berbagai aturan untuk membatasi pergerakan Taman
Siswa, seperti dikenai pajak rumah tangga dan Undang-Undang Ordonansi Sekolah
Liar Tahun 1932 yakni larangan mengajar bagi guru-guru yang terlibat partai
politik.
2. ORGANISASI
BURUH
Perkumpulan
Adhi Dharma yang didirikan oleh Suryopranoto (kakak Ki Hajar Dewantara) pada
tahun 1915 berperan sebagai organisasi yang membela
kepentingan kaum buruh. Pada bulan Agustus 1918, Suryopranoto membentuk gerakan
kaum buruh bernama Prawiro Pandojo ing Joedo atau Arbeidsleger (tentara buruh)
yang merupakan cabang dari Adhi Dharma. Organisasi ini didirikan sebagai dampak
dari terjadinya aksi perlawanan kaum buruh pabrik gula di Padokan (sekarang
pabrik gula Madukismo), Bantul, Yogyakarta. Bulan November 1918, Suryopranoto
mendeklarasikan berdirinya Personeel Fabriek Bond (PFB) yang beranggotakan
buruh tetap.
Komentar
Posting Komentar